Selasa, 16 April 2013

PUISI: PADAMU GERIMIS:

Dimana rembulan? 
Tangis gerimis meratapi malam
            membuat rembulan hanya bermunajat di atas altarnya
Gerimis, menarikan tetesnya yang bercumbu dengan daun dan rumput
Di balik gerimis, kehidupan berdamai
Padamu gerimis
            mengguyur peluhku sepulang mencari hidup
            hingga senyum istri dan anak yg tiada pamrih menyapaku pulang.

(Azwar A. 2-1-2013)

PUISI: BAIT BAIT PADA SAHABAT SUKMA D.P.

Pernah kulihat
Bola mata di balik kaca itu
Tertatap jatuh
Tapi menangkap lebih jauh

Juga aku lihat
Saat daun mulai gugur
Tertanggal runtuh
Tapi bunga terkembang pada ucapmu

 
Sekali lagi kulihat
Pada hidupmu
Bermimpi merengkuh satu
Tapi melangkah seribu

(Azwar A, 1 Maret 2013)

PUISI: NEGERI RETORIKA

Ini, kaya tapi merana
Ini, luas tapi terbatas
Ini, semilyar ide tapi tak lebih parade
Ini, badai kritik tapi banjir munafik
Ini Negeri Retorika
 

(Azwar A, 3 Februari 2013)

PUISI: PADA ISTRIKU

Dan tak cukup seribu tahun lagi
Kisahmu memahat terbalaskan
Dengan satu hela nafas
Cinta seorang pengabdi
Bagi apa yang semestinya

Ketika daun mengering
Sejuta buah bagi manusia
Dan aku
Bersedih jika kau jatuh lebih dulu

(Azwar A, 25 Feb 2013)

Kamis, 11 April 2013

PUISI: USANG YANG TAK PERNAH KELAM


Di dapur itu , nyanyian nostalgia terdengar merdu
Selendang tua beradu dengan tungku batu
Helai demi helai uban di kepala cerminkan lawas sudah arungi waktu
Telah sekian lama duduk meniup abu_nafas tak sekuat dulu

Ah…mata itu, ter-relakan berlinang hanya sebab sang anak tak mampu tersenyum sebelum pejam
Tangan yang tak pernah tua, walau waktu begitu tajam
Di balik keriput kulitnya, tulang-tulang  tak lagi segan tunjukkan memori keperkasaan
Terkadang batuk mengiringi lantunan nyanyi-nya, menundukdiamkan


Api semakin dewasa, tiupan lembut telah purna
Membuat dapur itu merasa hangat dan menandakan usai tugasnya yang tak lagi belia
Nampak langkah bergegas berkejaran dengan senja
Menuju tempat istimewa yang penuh kan kamboja

Ya… waktu paling dinanti setelah terjaga
Menabur bunga dan panjatkan doa
Di depan rumah baru suaminya yang mati setahun kemarin
Sampai senja menjadi kelam, ia pulang dan menanti esok di sini lagi

 (Azwar A., 10 April 2013)

Rabu, 10 April 2013

PUISI: GHAZIAKU

Ghazia cantik..bumi memanggil dewasamu, langit menunggu munajatmu
Si miskin menanti sentuhan damaimu, si kaya menyambut nasehat berbagimu
Ghazia putriku..dengar mereka yg sedih durjana, tunjukan bagaimana cara si bunda tersenyum pada anaknya
Dengar mereka yg tak sadar akan dijajah, bawakan secangkir kebebasan dan sepiring khasanah.
Ghaziaku..aku wariskan dirimu untuk kehidupan

(Azwar A, 4 Januari 2013)

PUISI: PADA POHON RESAH

Daun cinta terjatuh
Tinggalkan buah ego yang tersenyum lebar

(Azwar A, 14 Februari 2013)