Senin, 11 Agustus 2014

PUISI: CERITA MALAM INI



Angin malam, biar kuseduh kopi hangat ini
Agar kamu betah mendengar cerita lucuku
Waktu kemarin saat anakku bernyanyi
Hingga aku enggan berangkat berburu

Ah.. Kupanggil saja ibumu_ceritaku
Tapi dia berlari membawa sepatuku
Hah, cita-citaku tersandera kali ini
Dibawa pergi bidadari demi 'sebentar lagi'

Sungguh geli jika kuceritakan lagi
Aku pun tertawa-larut dalam sruput kopi
Hingga aku lupa siapa yang menemani
Angin malam tanpa ijin telah pergi

(Azwar Anas, 11 Agustus 2014)

Rabu, 23 Juli 2014

PUISI: DARAH DAN SECUIL TANAH







Aduhai pilunya hati ini
Kala api-api melalap para bocah
Hingga darah menjadi bukti
Terbasuh mayatnya oleh tangis pemuda

Tidak kah engkau saksikan wahai Umar!
Tangan-tangan dengan batu yang dilempar
Mereka meminjam lenganmu yang terbakar
Demi usir kera-kera yang serakah

Aduhai gugur gersang rasaku
Ketika darah harus tumpah demi secuil tanah
Tapi mereka bersumpah, tidak ada kata kalah!
Hingga ibunda kembali dari zionis penjajah

(Azwar Anas, 24 Juli 2014)

Kamis, 23 Januari 2014

PUISI: TENTANG CUMBU





TENTANG CUMBU (I)


Aku duduk di jalan pandangmu

Berhenti menanti laju kedipmu

Aku mau menepi ke sudut bibirmu

Lalu kuminum seteguk ciummu


TENTANG CUMBU (II)


Ambil selimutmu lalu tutuplah pintu itu

Aku mau  bertemu simpananku

Yang tak boleh kau ganggu

Bercumbu dengan pensil tuaku



TENTANG CUMBU (III)


Sekarang kau boleh peluk aku

Karena tubuhku adalah hakmu

Atau kau boleh menangisi pergiku

Karena aku mau bercumbu dengan pekerjaanku


TENTANG CUMBU (IV)


Sayang, bangunkan tubuhmu dari atasku

Aku tahu akan keringnya bibirmu

Cukup sayang, urus saja anak-anakmu

Tak 'kan ada cumbu di kuburanku itu

(Azwar A., 23 Januari 2014)