Aduhai rindunya
Seorang pendosa nan durjana
Dalam rapuh, hina bergelantungan
Menemani jiwaku yang penuh haram
Karena aku binatang jalang
Oh sang pemilik jiwa
Terlampau lacut tubuh yang meminta
Andai tangis mampu menghapus noda
Biar mata lebam selamanya
Namun apa engkau tega
Menatap mekar bunga penyesalan
Oh sang pemilik rindu
Benar pohon hitam legam terbakar
Hingga reranting rapuh arang
Namun akar masih berdenyut kencang
Menyimpan dari secuil sisa
Air kerinduan yang dulu kau tanamkan
Aduhai rindunya
Akan desah bait-bait munajat
Mengajak pada gairah sempurna
Sesekali engah menahan sedu
Berakhirlah di wajah yang lebam
Tersapu tangan yang muram
Azwar, 16 Juli 2019