Rabu, 18 Agustus 2010

Puisi: Ayah Membakar Uang Sekolahku


Sebelum ayah menduakanku...

Di sekolah aku belajar, bermain, dan mencoba petik bintang yang kugantungkan di atap impianku

Aku dimanja, buku sekolah serta pensil menjadi kado istimewa untukku

Sesekali kuperlihatkan rapor yang bertuliskan rangking pertama di kelas

Ibu guru tak luput tuk menyanjungku di depan kawan-kawan belajarku

Ayahku hebat, menukar keringatnya demi uang sekolahku


Tapi sekarang...

Setelah sebatang asap candu merayu ayahku

Kepulan asap menjadi teman mesra ayahku, manja untukku hilang

Korek api di tangan kirinya menyisihkan kado buku untukku

Batang candu di tangan kanannya menjadi penukar pensil belajarku

Tak ada lagi rapor dari bapak ibu guru, ayahku telah menjual raporku

Ayahku sekarang menukar keringatnya demi asap-asap yang menipu


Tak ada lagi seragam sekolah, sepatu, buku, dan uang jajan yang akan kutabung

Entah sekarang ada dimana bintang yang menggantung di atap impianku saat itu

Namun, bapak ibu guru masih membanggakanku di depan kawan-kawan lamaku

Sungguh ayah membakar uang sekolahku!


(Azwar Anas, 18 Agustus 2010)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar